BENIH PADI INBRIDA SNI : 6233-2015
Pendahuluan
Benih merupakan instrumen pertanian yang berperan penting dalam capaian produktivitas yang optimal dan menghasilkan kualitas produk berdaya saing. Walaupun benih bukan segalanya dalam meningkatkan produktivitas, tetapi benih unggul bersertifikat menjamin akan peningkatan produktivitas dua kali lipat dalam luasan yang sama. Padi Inbrida adalah tanaman yang melakukan penyerbukan sendiri sehingga secara alami kondisinya homozigot-homogen dan cara perbanyakannya dengan benih keturunan. Sertifikasi benih merupakan proses pengujian dan penegasan bahwa benih yang disebar kepada masyarakat memang layak dan terjamin kualitasnya. Sertifikasi benih sangat penting bagi kemaslahatan petani dan pelaku usaha. Benih yang tidak tersertifikasi sangat rentan terhadap pemalsuan. Dampak ekonomi akibat benih palsu dapat merugikan bagi petani yang menggunakan benih dan berdampak bagi kerugian ekonomi suatu wilayah. Untuk mencegah dan menghindari hal terburuk bagi petani padi, maka ditetapkan SNI benih padi Inbrida 6233-2015.
Ruang Lingkup
Standar ini meliputi persyaratan mutu, pemeriksaan lapangan, pengambilan contoh benih, pengujian mutu benih, pelabelan dan pengemasan.
Klasifikasi
Benih padi Inbrida digolongkan dalam empat kelas benih, yaitu :
a. Benih Penjenis (BS)
Adalah benih yang diproduksi dan dibawah pengawasan pemulia tanaman atau melalui institui pemulia dengan label berwarna Kuning
b. Benih Dasar (BD/FS)
Adalah benih keturunan pertama dari BS yang memenuhi standar mutu kelasBD dan harus diproduksi sesuai dengan prosedur baku sertifikasi benih bina dengan label berwarna Putih.
c. Benih Pokok (BP/SS)
Adalah benih keturunan pertama dari BD atau BS yang memenuhi standar mutu kelas BP dan harus diproduksi sesuai dengan prosedur baku sertifikasi benih bina.
d. Benih Sebar (BR/ES)
Adalah benih keturunan pertama dari BP, BD atau BS yang memenuhi standar mutu kelas BP dan harus diproduksi sesuai dengan prosedur baku sertifikasi benih bina.
Persyaratan Mutu
Merupakan gambaran karakteristik menyeluruh dari benih yang menunjukan kesesuainnya terhadap persyaratan yang ditetapkan.
1. Persyaratan Mutu Di lapangan
a. Kelas Benih BS
- Isolasi jarak (m) : min 2
- Campuran varietas lain dan tipe simpang (%) : maks 0,0
- Isolasi waktu (hari) : min 21
b. Kelas Benih BD
- Isolasi jarak (m) : min 2
- Campuran varietas lain dan tipe simpang (%) : maks 0,0
- Isolasi waktu (hari) : min 21
c. Kelas Benih BP
- Isolasi jarak (m) : min 2
- Campuran varietas lain dan tipe simpang (%) : maks 0,5
- Isolasi waktu (hari) : min 21
d. Kelas Benih BR
- Isolasi jarak (m) : min 2
- Campuran varietas lain dan tipe simpang (%) : maks 0,5
- Isolasi waktu (hari) : min 21
2. Persyaratan Mutu Di Laboratorium
a. Kelas Benih BS
- Kadar Air (%) : maks 13
- Benih Murni (%) : Min 99,0
- Kotoran Benih (%) : maks 1
- Benih Tanaman lain (%) : 0,0
- Biji Gulma (%) : 0,0
- Daya Kecambah (%) : min 80
b. Kelas Benih BD
- Kadar Air (%) : maks 13
- Benih Murni (%) : Min 99,0
- Kotoran Benih (%) : maks 1,0
- Benih Tanaman lain (%) : 0,0
- Biji Gulma (%) : 0,0
- Daya Kecambah (%) : min 80
c. Kelas Benih BP
- Kadar Air (%) : maks 13
- Benih Murni (%) : Min 98,0
- Kotoran Benih (%) : maks 2
- Benih Tanaman lain (%) : 0,2
- Biji Gulma (%) : 0,0
- Daya Kecambah (%) : min 80
d. Kelas benih BR
- Kadar Air (%) : maks 13
- Benih Murni (%) : Min 98,0
- Kotoran Benih (%) : maks 2,0
- Benih Tanaman lain (%) : 0,2
- Biji Gulma (%) : 0,0
- Daya Kecambah (%) : min 80
Pemeriksaan Di Lapangan
Pemeriksaan dilakukan oleh Pengawas Benih Tanaman yang meliputi:
- Pemerikasaan pendahuluan yang dilakukan sebelum tanam sampai dengan tanam untuk memastikan kebenaran lokasi, persyaratan lahan dan benih sumber.
- Pemeriksaan pertanaman untuk mendapatkan kepastian benih yang dihasilkan tidak tercampur varietas lain sampai batas toleransi.
- Pemeriksaan pertanaman pada fase vegetative, fase berbunga dan fase masak
- Dengan ketentuan :
Luas lahan < 1-2 ha: jumlah contoh pemerikasaan 4
Lahan > 2 – 4 ha : jumlah contoh pemeriksaan 8
Lahan > 4 – 7 ha : Jumlah contoh pemerikasaan 12
Lahan > 7 – 10 ha : Jumlah contoh pemeriksaan 16
Pengambilan Contoh Benih
Contoh benih diambil oleh pengawas benih tanaman/petugas pengambil contoh benih dari kelompok benih yang telah lulus pemeriksaan lapangan akhir, selesai diolah dan mempunyai identitias yang jelas. Contoh benih diambil secra acak dan mewakili kelompok benih kemudian dikirim ke laboratorium penguji mutu benih minimal sebanyak 700 gram.
Pelabelan
Pelabelan diberikan bila benih telah lulus uji laboratorium, label terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan tisdak luntur yang berisikan :
- Nama dan alamat produsen benih
- Nomor seri label
- Jenis/varietas
- Kelas benih
- Nomor lot
- Campuran varietas lain
- Benih murni
- Benih tanaman lain
- Biji gulma
- Kotoran benih
- Daya kecambah
- Kadar air
- Isi kemasaan……….kg
- Tanggal akhir masa edar benih
Masa edar benih diberikan paling lama
- 6 (enam) bulan setelah tanggal selesai pengujian mutu untuk pelabelan yang pertama, yang dilakukan paling lambat 3 tiga) bulan setelah panen.
- 3 (tiga) bulan setelah tanggal selesai pengujian mutu untuk peleblan ulang.
Pengemasan
Penegmasan menggunakan kantong plastic kedap udara yang bersih dan kuat yang dapat mempertahankan mutu, minimal menggunakan polyethylene (PE) 0,08 mm
Referensi : Badan Standar Nasional : SNI: benih padi Inbrida,2015